Penonton / pengujung Website Dalang jemblung yang berbahagia, ketemulagi dengan
dongeng wayang ki Dalang Jemblung
Langsung saja kidalang manggung ya . . . ..
Dalam dunia pewayangan hanya 2 (dua) cerita wayang yaitu babad Ramayana dan
Mahabharata.
Setelah zaman Ramayana telah habis masa episodenya maka segera beralih ke
zaman Mahabharata. Seperti biasanya pada masa peralihan ini kidalang membawakan
lakon "Rama Nitis" atau "Bedes Mbalelo"
(Prabu Rama wijaya menitis atau menjelma ke seseorang, bernama Prabu Kresna,
atau titis dimaksud dalam dunia wayang terkenal denagn titis Dewa Wisnu/
lambang kebenaran yang dilambangkan dengan senjata panah Cakra)
Untuk lebih jelasnya riwayat titis Wisnu .....(pd episode berikutnya..)
Hai Penonton. . . .,
Prabu Rama wijaya raja agung yang bijaksana dari negara Pancawati sebelum mengahiri
zaman Ramayana, untuk mensejahterakan rakyatnya terlebih dahulu membuat perahu
kapal besar yang bertujuan untuk mengangkut/ membawa seluruh rakyatnya menuju
kesempurnaan akhir kehidupan.
Nah Penonton, perahu/ kapal besar kini sudah jadi dan sudah di dermaga untuk siap
berlayar. Prabu Rama Wijaya berdiri di depan tangga perahu untuk memanggil dan
mengabsen anak buah/ rakyatnya untuk segera naik.
Hai Penonton . . . .,
Antrian pun berjalan, namun ketika seorang pendekar/ jawara berwajah kera alias monyet
putih bernama Anoman Ramadayapati atau Senggono atawa Anjani putro
( kalau kidalang menyebutnya Bedes)
hendak menaiki tangga kapal, tiba-tiba Sang Raja Rama menghentikan
langkah Anoman dan memutuskan semua anak buahku boleh naik ke kapal/perahu
kecuali yang 2(dua) orang yaitu si Bedes dan si Gunawan.
Hai penonton. . .,
Kebijakan sang raja tersebut bukansaja membuat si Bedes kecewa, penontonpun kecewa dan serempak bersuara "Whoooo"
sehingga ki dalang menengok ke belakang dan menghentikan pagelaran wayangnya
lalu nyruput kopinya yang tinggal setengah gelas kemudian ngisap rokok jie samsunya.
Seluruh penonton bertanya-tanya, mengapa..? mengapa dan mengapa?
Kalau si Gunawan Wibisono mungkin layaklah…., karena walapun punya kontribusi
terhadap kematian Rachwana tetapi Gunawan apapun alasannya berarti memang
berhianat terhadap negaranya/ tanah kelahirannya artinya punya dosa yang harus
diroses lebih dahulu.
Tapi bagaimana dengan si Anoman Bedes ya…?,
Bedes kan telah berprestasi dan berkontribusi besar terhadap negara Pancawati,
bayangkan saja untuk membebaskan Dewi Shinta dari tangan Rachwana bukanlah pekerjaan
yang enteng, harus membendung samudra Hindy untuk bisa lewat menuju ke negara Alengka
diraja, harus di obong/ dibakar tubuhnya, bahkan pernah buta matanya karena ditipu
Dewi Sayem probo ( bukankah begitu penonton.?)
Hai penonton . . .,
Setelah hari hampir pagi dan penonton sudah bubar karena kecewa kidalangpun tidak
bisa melanjutkan pagelaran wayangnya. lalu . . .
Ada seorang anak kecil penonton wayang menghampiri kidalang lalu bertanya:
"Ki Dalang…, saya sering nonton wayang tapi kok belum pernah Anoman Bedes
di jadikan raja..?, kan Bedes bisa terbang.?"
Kidalang menjawab, ya si Bedes punya dosa turunan, karena ibunya dewi
Anjani tidak berbhakti pada orangtuanya, hidupnya selalu bertengkar dengan
saudara-saudaranya, bahkan gara-gara berebut Cupu manik astagina Anjani muka
dan tangannya sampai jadi monyet, makanya anaknya ya si Bedes kera putih itu.
Dilain hari anak kecil penanya yang sudah bertambah umur mikir, dan bertanya
kembali
"Saya belum puas dengan jawaban kidalang, menurut saya tidak ada dosa turunan,
jadi apa alasan lainnya.?"
Begini nak…,
Anoman Bedes adalah salah satu peraih dan pemakai lengo tolo (minyak kesaktian)
disamping kontestan lainnya ( Arjuna, Kresna, Semar dan Sengkuni) pada lakon Rebut
lengo tolo, sehingga belum bisa di sempurnakan jasad dan tubuhnya ( selagi minyak masih
nempel ditubuhnya).
Si anak penaya kini telah dewasa, dirasanya jawaban kidalang tidak masuk
akal, lalu . . . .,
"Ki dalang.., tolong jelaskan dengan logika mengapa Bedes tidak boleh ikut naik ke
kapal/ perahu..?"
Begini nak dan juga penonton….,
Si Bedes adalah satu-satunya jawara yang punya kelebihan yaitu mengatasi gangguan dan
ancaman raksasa jahat Rachwana yang memiliki aji Ponco sunyo. Rachwana yang telah
Bedes ikat di gunung rung-rungan (G.Sumowono) itu belum mati, sewaktu-waktu dapat
bangkit kembali dan menganggu ketertiban dinia, pendekar atawa jawara lain tidak ada
yang bisa menanggulangi nya kecuali Bedes.
Nah itulah nak dan juga penonton mengapa Bedes sementara belum boleh naik ke kapal. Rasanya tugas itu sangat mulia dan jika si Bedes dapat menjalankan dengan penuh tanggung jawab dan iklas maka kelak akan mendapat imbalan yang lebih dari sekedar jadi raja.
Si penanya diam saja, tapi dalam hatinya berkata "dasar dalang gemblung jawabannya ngoyo woro ngalor ngidul, mendingan kite tanya sama Pak Haji atau Pak Ustad saja biar lebih gamblang dan yakin"
Tok…tok.. crek…nong ..gong, sampai ketemu dongeng mendatang.
Bedes artinya=BEKERJA DENGAN SUNGGUH2.
-Tnaceb Kayon/ tutup gunung-
|